Artikel ini merupakan ide dari saya dan teman-teman saya untuk memanfaatkan limbah plastik PP dan limbah kertas menjadi bahan baku pembuatan papan partikel.
Menurut The Indonesian Olefin and Plastic Industry (2007), sampai tahun
2015 permintaan plastik domestik akan terus
meningkat hingga mencapai 3,5 juta ton per tahun. Dilain pihak pada tahun 2001
menurut harian Sinar Harapan (2001), jumlah sampah yang berasal dari produk
kemasan plastik mencapai 1.600.000 ton per tahun atau 4.400 ton per hari dan
jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah produksi
plastik.
Jumlah produksi
sampah kertas di Indonesia juga sangat besar, sebagai contoh Kota Jakarta
sebagai ibukota Indonesia menghasilkan sampah kertas sejumlah 2.989 m3 /hari,
atau 10,11% dari jumlah sampah keseluruhan (29.568 m3 /hari) pada tahun
1997/1998 (BPS, 1998). Sementara itu
dari keseluruhan sampah kertas, sebanyak 71,2% (2.126 m3 /hari) diambil oleh
pemulung (BPPT, 1996). Dalam lingkup nasional, (dengan asumsi jumlah penduduk
180 juta jiwa, laju produksi sampah 2 liter/orang/hari, dan komposisi 6,17%)
jumlah timbulan sampah kertas di Indonesia dapat mencapai 1.599.000 ton/tahun.
Pembuatan papan partikel dalam penelitian ini
menggunakan plastik daur ulang. Dimana fungsi dari plastik adalah sebagai
perekat dan kertas sebagai pengisi. Penggunaan kertas sebagai pengisi
diharapkan dapat menjadi pengganti kayu
yang sampai sekarang masih digunakan untuk pembuatan papan partikel. Adanya subtitusi kayu dengan papan partikel
diharapkan dapat mengurangi tingginya penggunaan kayu untuk kebutuhan
struktural dan non struktural.
Unuk alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Bahan :
1. Polypropylene
(PP) daur ulang
2. Sampah
kertas HVS
3. Air
4. Lem kertas
Alat :
1. Mesin Hot and Cold Press
2. Alat
uji mekanis UTM merk Instron
3. Oven
4. Aluminium
voil
5. Timbangan
6. Baskom
7. Plat
alumunium berukuran 50 x 50 cm2
8. Bingkai
dari besi dengan ukuran 25 cm x 25 cm x 0,5 cm
9. cutter
10. label
11. Alat Tulis
A. Persiapan Bahan Baku
Bahan
yang digunakan adalah sampah kertas HVS dengan berbagai ukuran, dimasukkan
dalam mesin penghancur hingga berbentuk serpihan berukuran 0,5-2 cm lalu mencampurkan
kertas dengan air dan direndam selama 45
menit hingga diperoleh bubur kertas yang masih agak kasar. Perekat yang digunakan adalah plastik
Polypropylene (PP) daur ulang dalam bentuk lembaran. Perbandingan kertas dan
plastik PP daur ulang yang digunakan adalah 50/50, 40/60, dan 30/70 terhadap
tebal papan yang akan dibuat. Tebal papan partikel yang akan dibuat mengikuti SNI
03-2105-2006 yaitu 20 mm.
B. Pembuatan Papan Partikel
Papan partikel akan
dibuat dalam 5 lapisan : lapisan pertama, ketiga, dan kelima diisi dengan
plasitik PP, sedangkan lapisan kedua dan keempat diisi dengan kertas, hal ini
bertujuan untuk mencegah kertas terbakar apabila kertas dan plastik dicampur,
bagian atas dilapisi dengan alumunium foil dan ditutup dengan plat
aluminium, sedangkan bagian pinggir diletakkan plat besi dengan ketebalan 0,5
cm. Setelah itu dikempa
pada suhu 1900C dengan tekanan 25 kgf/cm2 selama 30 menit. Setelah
pengempaan selesai, papan yang dihasilkan dibiarkan selama 30 menit agar
lembaran panil mengeras. Untuk melepaskan tegangan sisa dan mencapai distribusi
kadar air, maka dilakukan pengkondisian selama satu minggu. Papan partikel yang dibuat sebanyak 18 lembar. Pola
pemotongan untuk uji papan partikel berdasarkan standar JIS A 5908 (2003). Setelah papan
partikel dibuat, maka dilakukan pengujian. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian sifat mekanis, yaitu keteguhan lentur dan keteguhan patah, dan pengujian sifat fisik, yaitu kerapatan, kadar air, daya serap air, dan pengembangan total. Berikut adalah diagram alir konsep pembuatan papan partikel :
Walaupun artikel ini hanya sebatas ide dan gagasan, kami berharap penelitian ini dapat dikembangkan, agar timbulan-timbulan sampah dapat berkurang terutama sampah plastik dan sampah kertas yang persentasenya cukup besar. (Roy)
0 komentar:
Posting Komentar