Breaking News
Loading...
Rabu, 11 Januari 2017

Info Post
Artikel ini merupakan ide dari saya dan teman-teman saya untuk memanfaatkan limbah plastik PP dan limbah kertas menjadi bahan baku pembuatan papan partikel. 
Menurut The Indonesian Olefin and Plastic Industry (2007), sampai tahun 2015 permintaan plastik domestik akan terus meningkat hingga mencapai 3,5 juta ton per tahun. Dilain pihak pada tahun 2001 menurut harian Sinar Harapan (2001), jumlah sampah yang berasal dari produk kemasan plastik mencapai 1.600.000 ton per tahun atau 4.400 ton per hari dan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah produksi plastik.

Jumlah produksi sampah kertas di Indonesia juga sangat besar, sebagai contoh Kota Jakarta sebagai ibukota Indonesia menghasilkan sampah kertas sejumlah 2.989 m3 /hari, atau 10,11% dari jumlah sampah keseluruhan (29.568 m3 /hari) pada tahun 1997/1998  (BPS, 1998). Sementara itu dari keseluruhan sampah kertas, sebanyak 71,2% (2.126 m3 /hari) diambil oleh pemulung (BPPT, 1996). Dalam lingkup nasional, (dengan asumsi jumlah penduduk 180 juta jiwa, laju produksi sampah 2 liter/orang/hari, dan komposisi 6,17%) jumlah timbulan sampah kertas di Indonesia dapat mencapai 1.599.000 ton/tahun. 
Pembuatan papan partikel dalam penelitian ini menggunakan plastik daur ulang. Dimana fungsi dari plastik adalah sebagai perekat dan kertas sebagai pengisi. Penggunaan kertas sebagai pengisi diharapkan dapat menjadi pengganti  kayu yang sampai sekarang masih digunakan untuk pembuatan papan partikel. Adanya subtitusi kayu dengan papan partikel diharapkan dapat mengurangi tingginya penggunaan kayu untuk kebutuhan struktural dan non struktural.

Unuk alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Bahan :
1. Polypropylene (PP) daur ulang
2. Sampah kertas HVS
3. Air
4. Lem kertas
Alat :
1. Mesin Hot and Cold Press
2. Alat uji mekanis UTM merk Instron
3. Oven
4. Aluminium voil
5. Timbangan
6. Baskom
7. Plat alumunium berukuran 50 x 50 cm2
8. Bingkai dari besi dengan ukuran 25 cm x 25 cm x 0,5 cm
9. cutter
10. label
11. Alat Tulis

A. Persiapan Bahan Baku
Bahan yang digunakan adalah sampah kertas HVS dengan berbagai ukuran, dimasukkan dalam mesin penghancur hingga berbentuk serpihan berukuran 0,5-2 cm lalu mencampurkan kertas dengan air dan  direndam selama 45 menit hingga diperoleh bubur kertas yang masih agak kasar. Perekat yang digunakan adalah plastik Polypropylene (PP) daur ulang dalam bentuk lembaran. Perbandingan kertas dan plastik PP daur ulang yang digunakan adalah 50/50, 40/60, dan 30/70 terhadap tebal papan yang akan dibuat. Tebal papan partikel yang akan dibuat mengikuti SNI 03-2105-2006 yaitu 20 mm.

B. Pembuatan Papan Partikel
Papan partikel akan dibuat dalam 5 lapisan : lapisan pertama, ketiga, dan kelima diisi dengan plasitik PP, sedangkan lapisan kedua dan keempat diisi dengan kertas, hal ini bertujuan untuk mencegah kertas terbakar apabila kertas dan plastik dicampur, bagian atas dilapisi dengan alumunium foil dan ditutup dengan plat aluminium, sedangkan bagian pinggir diletakkan plat besi dengan ketebalan 0,5 cm. Setelah itu dikempa pada suhu 1900C dengan tekanan 25 kgf/cm2 selama 30 menit. Setelah pengempaan selesai, papan yang dihasilkan dibiarkan selama 30 menit agar lembaran panil mengeras. Untuk melepaskan tegangan sisa dan mencapai distribusi kadar air, maka dilakukan pengkondisian selama satu minggu.  Papan partikel yang dibuat sebanyak 18 lembar. Pola pemotongan untuk uji papan partikel berdasarkan standar JIS A 5908 (2003). Setelah papan partikel dibuat, maka dilakukan pengujian. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian sifat mekanis, yaitu keteguhan lentur dan keteguhan patah, dan pengujian sifat fisik, yaitu kerapatan, kadar air, daya serap air, dan pengembangan total. Berikut adalah diagram alir konsep pembuatan papan partikel :


Walaupun artikel ini hanya sebatas ide dan gagasan, kami berharap penelitian ini dapat dikembangkan, agar timbulan-timbulan sampah dapat berkurang terutama sampah plastik dan sampah kertas yang persentasenya cukup besar. (Roy)

Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar:

Posting Komentar