Perkembangan
industri teknologi elektronik yang sangat cepat menawarkan berbagai macam
pilihan produk. Situasi ini mendorong perkembangan industri elektronik di
Indonesia menjadi sangat cepat. Percepatan pertumbuhan tersebut dikombinasi
dengan produk yang cepat usang karena produk generasi yang lebih baru sudah
muncul lagi. Sehingga barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai
akhirnya menjadi sampah yang sering disebut sebagai Electronic Waste (E Waste)
dan mengalami peningkatan yang sangat cepat.
Menurut Osibanjo et al, (2006),
pada kenyataannya barang-barang elektronik biasanya tidak digunakan lagi
meskipun masih dapat beroperasi untuk kemudian digantikan dengan yang baru
karena konsumen menginginkan fitur-fitur baru atau yang lama tidak memadai
untuk layanan terbaru dari operator, atau hanya karena ingin berganti saja.
Sehingga barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai ini akhirnya
menjadi sampah yang sering disebut sebagai Electronic Waste (E Waste) dan
mengalami peningkatan yang sangat cepat. Dalam (Sutarto E,2008), E Waste
memiliki karakteristik yang berbeda dengan sampah-sampah lain. Hal ini
disebabkan definisi terhadap E Waste sangat bergantung dari perspektif tiap
orang.
Kondisi E-waste didunia dengan diukur per kapita
penduduknya, maka Norwegia memuncaki dengan 28,4 kg per kepala. Lalu diikuti
Swiss (26,3 kg), Islandia (26,1 kg), Denmark (24 kg), Inggris (23,5 kg),
Belanda (23,4 kg), Swedia (22,3 kg), Perancis (22,2 kg), dan berat yang hampir
sama dengan Amerika Serikat dan Austria (22,1 kg).
Meskipun E waste muncul sebagai isu global, namun sampai saat ini
bukan istilah yang umum bagi kebanyakan orang di Indonesia. Belum ada definisi
yang spesifik untuk E waste dalam peraturan-peraturan yang ada di Indonesia,
meskipun di negara maju (Directive Uni Eropa) sudah jelas menyebutkan bahwa E
waste termasuk peraturan limbah berbahaya. Dimana dalam peraturan tersebut E
waste dapat diartikan sebagai barang-barang elektronik dan peralatan elektrik
yang sudah tidak dipakai dan atau sudah tidak diinginkan karena sudah menjadi
barang yang usang dan perlu dibuang, baik dalam bentuk keseluruhan atau sebagai
bagian. Dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya di Asia Tenggara,
kesadaran akan permasalahan E waste di Indonesia relatif masih tertinggal. Hal
ini disebabkan masih minimnya informasi mengenai E waste kepada publik dan
pemahaman yang berbeda antar institusi mengenai E waste dan tata cara pengelolaannya
ditingkat pemerintahan. Selain itu belum tersedianya data yang akurat untuk
jumlah penggunaan barang-barang elektronik di Indonesia dan belum adanya
ketentuan teknis lainnya tentang umur barang yang dapat diolah kembali. Jika E
waste dianggap sebagai limbah yang berbahaya, maka seharusnya berakhir di TPA
juga sehingga aman untuk limbah berbahaya. Penelitian yang dilakukan oleh
Damanhuri dan Sukandar (2006), E Waste tidak ditemukan di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) sampah. E waste yang ditemuka biasanya hanya bagian dari komponen
elektronik atau seperpat saja atau komponen suku cadang yang biasanya dikirim
ke pabrik perakitan lagi. Hal ini menunjukkan bahwa ada sisitim yang tidak
resmi yang menyerap sebagian besar E waste di Indonesia, yaitu adanya temuan
aliran material barang-barang elektronik bekas (secondhand) dan aliran limbah
elektronik (E waste).
Referensi :
Damanhuri, E.
dan Sukandar,. Preliminary Identification of E-Waste Flowin Indonesia And its
Hazard Characteristic, Proceedings of Third NIES Workshop on E Waste,
Japan:2006
Osibanjo,
Oladele dan Nnorom, Innocent Chidi. 2006., Material Flows of Mobile Phones and
Accessories in Nigeria: Environmental Implications and Sound End-of-Life
Management Options. Environmental Impact Assessment Review vol. 28, p. 198-213.
Sukandar dan
Widyarsana,IMW.,(2009): Recycling of E waste in Indonesia by Informal Sector:
Case Study og Gold Recovery from E waste Component, Proceeding The Sixth NIES
Workshop on E waste, Hokkaido-Japan,pp.151- 160
Sutarto
E,.(2008).,Identifikasi Pola Aliran E-Waste Komputer Dan Komponennya Di
Bandung, ITB Bandung
0 komentar:
Posting Komentar